Cari Blog Ini

Senin, 29 November 2010

Al-Jamaah

BAB I.

AL-JAMA’AH


A. Ta’rif

1. Ma’na Menurut Bahasa:

Asal kata:
جَمَعَ - يَجْمَعُ - جَمْعًا / جَمَاعَةً
artinya kumpulan atau himpunan. Jadi menurut bahasa Al-Jama’ah adalah kumpulan atau himpunan tertentu bukan sembarang himpunan atau kumpulan.

2. Ma’na Menurut Istilah:

Yang dimaksud dengan AL-JAMA’AH adalah JAMA’ATUL MUSLIMIN sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Khudzaifah bin Al-Yaman yang berbunyi:
...تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ...
“... Engkau tetap pada Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka ...”

Adapun yang dimaksud dengan Al-Jama’ah adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Shahabat Ali bin Abi Thalib, yang berbunyi:

اَلسُّنَّةُ وَاللهِ سُنَّةُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاْلبِدْعَةُ مَا فَارَقَهَا وَ اَلْجَمَاعَةُ وَاللهِ مُجَامَعَةُ أَهْلِ اْلحَقِّ وَإِنْ قَلُّوْا وَ اْلفُرْقَةُ مُجَامَعَةُ أَهْلِ اْلبَاطِلِ وَاِنْ كَثَرُوْا
“Demi Allah, sunnah itu adalah sunnah Muham ad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bid’ah itu ada lah apa-apa yang memperselisihinya. Dan demi Allah, Al-Jama’ah itu adalah berkumpulnya ahlul haq sekalipun mereka sedikit dan Firqoh itu adalah berkumpulnya ahlul bathil sekalipun mereka banyak.” (Hamisy Musnad Imam Ahmad bin Hambal: I/109)

B. PERINTAH MENETAPI AL-JAMA’AH

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(1) وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ {أل عمران:103}
(1) "Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu berfirqah-firqah (bergolong-golongan), dan ingatlah akan ni’mat Allah atas kamu tatkala kamu dahulu bermusuh-musuhan maka Allah jinakkan antara hati-hati kamu, maka dengan ni’mat itu kamu menjadi bersaudara, padahal kamu dahulu nya telah berada di tepi jurang api Neraka, tetapi Dia (Allah) menyelamatkan kamu dari padanya; begitulah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS.Ali ‘Imran:103 )

Penjelasan:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا
"Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada pada tali Allah seraya ber-JAMA’AH, dan janganlah kamu berfirqah-firqah...” (QS.Ali Imran:103)

Kalimat “Al-Jama’ah” pada ayat ini artinya adalah berjama’ah (bersama-sama/bersatu padu), karena:
1. Sesuai dengan makna yang diberikan oleh para ahli Tafsir, di antaranya Abdullah bin Mas’ud, ia menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah “Al Jama’ah” (Tafsir Al-Qurthuby:III/159, Tafsir Jaami’ul Bayan:IV/21)
2. Adanya qorinah lafdziyah, yaitu WALA TAFARROQU setelah kalimat JAMI’AN, Ibnu Katsir berkata bahwa yang dimaksud adalah “Allah memerintahkan kepada mereka dengan berjama’ah dan melarang mereka berfirqoh-firqoh.” (Tafsir Ibnu Katsir:I/189)
3. Az-Zajjaj berkata: “Kalimat JAMI’AN adalah dibaca nashab, karena menjadi HAAL.“ (Tafsir Zaadul Masir:I/433)
Maka artinya secara berjama’ah dalam berpegang teguh pada tali Allah. (Tafsir Abi Suud:II/66)

Tidak semua kalimat “JAMI’AN” dalam Al-Qur’an artinya “bersama-sama (berjama’ah / bersatupadu)”, seperti pula tidak semua kalimat “JAMI’AN” berarti “keseluruhan/semuanya”. Sedikitnya ada empat ayat dalam Al-Qur’an yang kalimat “JAMI’AN” harus diartikan “bersama-sama (berjama’ah/bersatu padu)”, yaitu: surat Ali Imran:103, surat An-Nisa:71, surat An Nur:61 dan surat Al-Hasyr:14

Khudzaifah bin Yaman Radliallahu ‘anhu berkata:

(2) كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ .
(2) “Adalah orang-orang (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan dan adalah saya bertanya kepada Rasulullah tentang kejahatan, khawatir kejahatan itu menimpa diriku, maka saya bertanya: “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di dalam Jahiliyah dan kejahatan, maka Allah mendatangkan kepada kami dengan kebaikan ini (Islam). Apakah sesudah kebaikan ini timbul kejahatan? Rasulullah menjawab: “Benar!” Saya bertanya: Apakah sesudah kejahatan itu datang kebaikan? Rasulullah menjawab: “Benar, tetapi di dalamnya ada kekeruhan (dakhon).” Saya bertanya: “Apakah kekeruhannya itu?” Rasulullah menjawab: “Yaitu orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku. (dalam riwayat Muslim) “Kaum yang berperilaku bukan dari Sunnahku dan orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku, engkau ketahui dari mereka itu dan engkau ingkari.” Aku bertanya: “Apakah sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan?” Rasulullah menjawab: “Ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam Jahannam itu.” Aku bertanya: “Ya Rasu lullah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.” Rasululah menjawab: “Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah (bahasa) kita.” Aku bertanya: “Apakah yang eng kau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai keadaan yang demikian?” Rasulullah bersabda: “Tetaplah engkau pada Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka !” Aku bertanya: “Jika tidak ada bagi mereka Jama'ah dan Imaam?” Rasulullah bersabda: “Hendaklah engkau keluar menjauhi firqoh-firqoh itu semuanya, walaupun engkau sam pai menggigit akar kayu hingga kematian menjum paimu, engkau tetap demikian.” (HR.Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Fitan: IX/65, Muslim, Shahih Muslim: II/134-135 dan Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah:II/475. Lafadz Al-Bukhari).


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(3) إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلاَثًا يَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَأَنْ تُنَاصِحُوا مَنْ ولاَّهُ اللَّهُ أَمْرَكُمْ وَيَسْخَطُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ
(3) “Sesungguhnya Allah itu ridho kepada kamu pada tiga perkara dan benci kepada tiga perkara. Adapun (3 perkara) yang menjadikan Allah ridho kepada kamu adalah: 1). Hendaklah kamu memper ibadati-Nya dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, 2). Hendaklah kamu ber pegang-teguh dengan tali Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu berfirqoh-firqoh, 3). Dan hendaklah kamu senantiasa menasihati kepada seseorang yang Allah telah menyerahkan kepemim pinan kepadanya dalam urusanmu. Dan Allah membenci kepadamu 3 perkara; 1). Dikatakan mengatakan (mengatakan sesuatu yang belum jelas kebenarannya), 2). Menghambur-hamburkan harta benda, 3). Banyak bertanya (yang tidak ber faidah).” (HR Ahmad, Musnad Imam Ahmad dalam Musnad Abu Hurairah, Muslim, Shahih Muslim: II/6. Lafadz Ahmad)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(4) أَنَا أّمُرُكْم بِخَمْسٍ أَللهُ أَمَرَنِى بِهِنَّ : بِاْلجَمَاعَةِ وَالسَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ وَ الْهِجْرَةِ وَ اْلجِهَادِ فِى سَبِيْلِ اللهِ ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ اْلجَمَاعَةِ قِيْدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ اْلإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَى اَنْ يَرْجِعَ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَى اْلجَاهِلِيَّةِ فَهُوَ مِنْ جُثَاءِ جَهَنَّمَ، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ اِنْ صَامَ وَصَلَّى ، قَالَ وَاِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ فَادْعُوا اْلمُسْلِمِيْنَ بِمَا سَمَّاهُمُ اْلمُسْلِمِيْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ
(4) “Aku perintahkan kepada kamu sekalian (mus limin) lima perkara; sebagaimana Allah telah memerintahkanku dengan lima perkara itu; berjama’ah, mendengar, thaat, hijrah dan jihad fie sabilillah. Barangsiapa yang keluar dari Al Jama’ah sekedar sejengkal, maka sungguh terlepas ikatan Islam dari lehernya sampai ia kembali bertaubat. Dan barang siapa yang menyeru dengan seruan Jahiliyyah, maka ia termasuk golongan orang yang bertekuk lutut dalam Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasu lullah, jika ia shaum dan shalat?” Rasul bersabda: “Sekalipun ia shaum dan shalat dan mengaku dirinya seorang muslim, maka panggillah oleh orang-orang muslim itu dengan nama yang Allah telah berikan kepada mereka; “Al-Muslimin, Al Mukminin, hamba-hamba Allah ‘Azza wa jalla.” (HR.Ahmad bin Hambal dari Haris Al-Asy’ari, Musnad Ahmad:IV/202, At-Tirmidzi Sunan At-Tirmidzi Kitabul Amtsal, bab Maa Jaa’a fi matsalis Shalati wa shiyami wa shodaqoti:V/148-149 No.2263. Lafadz Ahmad)

Umar bin Al-Khattab berkata:
(5) إِنَّهُ لاَ إِسْلاَمَ إِلاَّ بِجَمَاعَةٍ وَلاَ جَمَاعَةَ إِلاَّ بِإِمَارَةٍ وَلاَ إِمَارَةَ إِلاَّ بِطَاعَةٍ فَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى الْفِقْهِ كَانَ حَيَاةً لَهُ وَلَهُمْ وَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ فِقْهٍ كَانَ هَلاَكًا لَهُ وَلَهُمْ
(5) “Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, dan tidak ada Jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepe mimpinan kecuali dengan ditaati, maka barang siapa yang kaum itu mengangkatnya sebagai pimpinan atas dasar kefahaman, maka kesejahte raan baginya dan bagi kaum tersebut tetapi barangsiapa yang kaum itu mengangkatnya bukan atas dasar kefahaman, maka kerusakan baginya dan bagi mereka.” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(6)... فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ اْلقَاصِيَةِ
(6) “...maka wajib atas kamu berjama’ah, karena sesungguhnya serigala itu makan kambing yang sendirian.” (HR.Abu Dawud dari Abi Darda, Sunan Abi Daud dalam Kitabus Shalah: I/150 No.547)

C. Rahmat Allah beserta Orang yang Hidup Berjama’ah

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(7) وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَهُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمُونَ مَا لَهُمْ مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ {الشورى:8}
(7) "Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong.” (QS.Asy-Syuura:8)


Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(8) وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلاَ يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ . إِلاَّ مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأَمْلأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ {هود:118-199}
(8) “Jika Tuhanmu menghendaki tentu Dia menja dikan manusia umat yang satu tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu (keputu san-Nya) telah diputuskan. Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS.Hud:118-119)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(9) اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ اْلفُرْقَةُ عَذَابٌ
(9) "Jama’ah itu rahmat dan firqoh itu adzab.” (HR.Ahmad dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad:IV/278, Silsilah Ahaditsush Shohihah No.667)
D. Perpecahan adalah Adzab

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(10) قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ{الأنعام:6}
(10) "Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhati kanlah, betapa Kami mendatangkan kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (nya).” (QS.Al-An’am:65)

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(11) إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ{الأنعام:159}
(11) "Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” (QS.Al-An’am:159)

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(12) وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِي. فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ. فَذَرْهُمْ فِي غَمْرَتِهِمْ حَتَّى حِينٍ{المؤمنون:52،53،54}
(12) "Dan sesungguhnya (agama) tauhid ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada KU. Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka menjadi terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkan lah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.” (QS.Al-Mu’minun:52,53, 54)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(13) اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ اْلفُرْقَةُ عَذَابٌ
(13) "Jama’ah itu rahmat dan firqoh itu adzab.” (HR.Ahmad dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad:IV/278, Silsilah Ahaditsus Shohihah No.667)

Mu’adz bin Jabal Radliallahu ‘anhu berkata:
(14) صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا صَلاَةً فَأَطَالَ فِيهَا فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْنَا أَوْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَطَلْتَ الْيَوْمَ الصّلاَةَ قَالَ إِنِّي صَلَّيْتُ صَلاَةَ رَغْبَةٍ وَرَهْبَةٍ سَأَلْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لأُمَّتِي ثَلاَثًا فَأَعْطَانِي اثْنَتَيْنِ وَرَدَّ عَلَيَّ وَاحِدَةً سَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُهْلِكَهُمْ غَرَقًا فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَرَدَّهَا عَلَيَّ
(14) “Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat lalu beliau memanjangkannya, maka ketika telah selesai kami (para sahabat) bertanya: Ya Rasulullah pada hari ini engkau telah memanjang kan shalatnya.” Beliau menjawab: Sesungguhnya aku telah melaksanakan shalat dengan penuh suka dan duka, aku memohon kepada Allah Azza wa jalla tiga hal untuk ummatku, maka Dia memper kenankan yang dua hal dan menolak yang satu hal, aku memohon agar umatku tidak dikalahkan oleh musuh selain dari mereka (orang kafir), maka Allah memper kenankannya dan untuk tidak dibinasakan oleh banjir maka Allah memperkenan kannya. Dan aku memohon kepada-Nya agar ummatku tidak ber pecah belah tetapi Dia tidak memperkenan kannya.” (HR.Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majalah dalam bab Maa yakuunu minal fitan: II/464, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi:IV/409 No.2175. Lafadz Ibnu Majah)

E. Perpecahan adalah Perilaku Orang-orang Musyrik

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(15) مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَلاَ تَكُونُوا مِنْ الْمُشْرِكِينَ . مِنْ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُون{الروم:31-32}
(15) "Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS.Ar-Rum:31-32)

Yang dimaksud dengan kalimat “Jangan kamu termasuk orang-orang musyrik” disini adalah jangan menyerupai perbuatan mereka yang suka memecah belah agama, mengganti, merubah, mengimani sebahagian dan mengingkari sebahagian yang lain. (Tafsir Ibnu Katsir:III/418) Maka ayat ini memperingatkan kepada kaum muslimin supaya tidak mengikuti firqoh-firqoh seperti orang musyrik sebab telah jelas bahwa semuanya dalam kesesatan yang nyata (Tafsir Abi Su’ud:VII/61).
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(16) شَرَعَ لَكُمْ مِنْ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَ تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ{الشورى:13}
(16) “Dia (Allah) telah mensyari’atkan bagi kamu tentang Ad-Dien, apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami (Allah) wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: “Tegakkanlah Ad-Dien dan janganlah kamu ber pecah-belah di tentangnya.” Berat bagi musyrikin menerima apa yang engkau serukan kepada mereka itu. Allah menarik kepada Ad-Dien itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petun juk kepada (Ad-Dien)-Nya orang yang kembali kepada-Nya.” (QS.Asy-Syura:13)

F. Al-Jama’ah adalah Hizbullah

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: (17) إِنَّمَا وَلِيُّكُمْ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ . وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمْ الْغَالِبُونَ {المائدة:55-56}
(17) “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (QS.Al-Maidah:55-56)

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
(18) لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمْ اْلإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَ نْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلاَ إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمْ الْمُفْلِحُونَ{المجادلة:22}
(18) "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari padanya. Dan dimasukkannya mereka ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” (QS.Al-Mujadalah:22)

G. Ancaman Meninggalkan Al-Jama’ah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(19) مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا وَلاَ يَتَحَاشَى مِنْ مُؤْمِنِهَا وَلاَ يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ
(19) “Barangsiapa yang keluar dari ketaatan dan memisahkan diri dari Al-Jama’ah, maka ia mati laksana kematiannya orang Jahiliyah dan barangsiapa yang berperang di bawah bendera keashobiahan (kesukuan) dia marah karena kesukuannya atau mengajak kepada keashobiahan dan menolong karena keashobiyahannya lalu dia terbunuh maka kematiannya laksana kematian Jahiliyah dan barangsiapa yang keluar dari umatku kemudian memusuhi orang-orang yang baik maupun yang fajir di antara umatku dan tidak mengecualikan orang-orang yang beriman dari mereka dan tidak menepati kepada orang yang diberi janji yang ia telah berjanji kepadanya maka dia bukan dari umatku dan aku bukan dari golongan mereka.” (HR.Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaaroh: II/135, Ahmad, Musnad Imam Ahmad bin Hambal:I/70, Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi:II/241, Abu Dawud, Sunan Abu Dawud:IV/241. Lafadz Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(20) لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ الثَّيِّبُ الزَّانِي وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
(20) “Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena tiga hal; orang yang telah kawin yang berzina, dan orang yang meninggalkan agamanya yaitu orang yang memisahkan diri dari Jama’ah.” (HR.Muslim dari Abdullah, Shahih Muslim dalam Kitabul Qosamah wal muharibin: II/40, Ahmad, Musnad Ahmad: I/382, Abu Daud, Sunan Abu Daud: IV/126, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah: II/847, An-Nasai Sunan An-Nasa’i: VII/90, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi:IV/12 dan Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi:II/218. Lafadz Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(21) إِنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ فَمَنْ رَأَيْتُمُوهُ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ أَوْ يُرِيدُ يُفَرِّقُ أَمْرَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَائِنًا مَنْ كَانَ فَاقْتُلُوهُ فَإِنَّ يَدَ اللَّهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ يَرْكُضُ
(21) “Sesungguhnya akan ada setelahku kerusakan dan keburukan maka barangsiapa yang kamu melihatnya telah memisahkan diri dari Al Jama’ah atau hendak memecah belah urusan umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di mana dia berada maka bunuhlah ia. Maka sesung guhnya tangan Allah itu beserta Al-Jama’ah dan sesungguhnya syaitan itu akan sangat dekat bersama orang yang memisahkan diri dari Al Jama’ah.” (HR.An-Nasai, Sunan An-Nasai dalam Kitab Tahrimud Dam:VII/92, Muslim, Shahih Muslim:II/136 dan Ahmad, Fathurrobbani:XXIII/8. Lafadz An-Nasa’i)

H. Pahala Menetapi Al-Jama’ah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(22) نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا وَحَفِظَهَا وَبَلَّغَهَا فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ ثَلَاثٌ لاَ يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ إِخْلاَصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ فَإِنَّ الدَّعْوَةَ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ
(22) “Allah akan memberikan wajah yang cerah kepada seseorang yang mendengar sabdaku lalu memperhatikannya dan menghafalnya serta me nyampaikannya. Maka bisa jadi seseorang me nyampaikan ilu kepada orang yang lebih faham. Tiga hal yang hati seseorang muslim tidak akan dengki atasnya; 1) Ikhlas dalam beramal, 2) Mena sehati Imaamul Muslimin dan 3) Menetapi Jama’ah Muslimin. Maka sesungguhnya do’a mereka itu mengikuti dari belakang mereka.” (HR.At-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul iIlmi:V/33 No.2656, Ad-Darimi, Sunan Ad-Dirimi:I/76)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(23) أَلاَ إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ زَادَ ابْنُ يَحْيَى وَعَمْرٌو فِي حَدِيثَيْهِمَا وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ ا ْلأ هْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ لِصَاحِبِهِ وَقَالَ عَمْرٌو الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لاَ يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلاَ مَفْصِلٌ إِلاَّ دَخَلَهُ
(23) “Ingatlah sesungguhnya orang-orang sebe lum kamu dari ahli kitab itu berpecah belah men jadi tujuh puluh dua golongan dan sesungguhnya umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, yang tujuh puluh dua golongan di dalam neraka sedang yang satu di dalam surga, yaitu Al-Jama’ah dan sesungguhnya akan ada dari ummatku beberapa kaum yang dijangkiti oleh hawa nafsu sebagaimana menja larnya penyakit anjing gila dengan orang yang dijangkitinya, tidak tinggal satu urat dan sendi ruas tulangnya, melainkan dijangkitinya.” (HR. Abu Dawud dari Muawiyah bin Abi Sofyan, Sunan Abu Dawud dalam Kitabus Sunnah:IV/198 No.4597, Ahmad, Musnad Ahmad:III/145-IV/102 Lafadz Abu Dawud)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(24) افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ قَالَ الْجَمَاعَةُ
(24) “Orang-orang Yahudi berpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, satu golongan masuk syurga sedangkan yang tujuh puluh golongan masuk ke dalam neraka, dan orang orang Nasrani berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, tujuh puluh satu masuk ke dalam neraka sedangkan yang satu golongan masuk ke dalam syurga. Demi dzat yang diri Muhammad ada di genggaman-Nya niscaya umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, maka yang satu golongan masuk ke dalam surga sedang yang tujuh puluh dua golongan masuk ke dalam neraka, ditanyakan kepada Rasulullah: Siapakah mereka itu (golongan yang masuk ke dalam syurga) ? Beliau bersabda: “Al-Jama’ah.” (HR.Ibnu Majah dari Auf bin Malik, Sunan Ibnu Majah dalam Kitabul Fitan:II/479 dan At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi:V/2641, Lafadz Ibnu Majah)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(25) أُوصِيكُمْ بِأَصْحَابِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَفْشُو الْكَذِبُ حَتَّى يَحْلِفَ الرَّجُلُ وَلاَ يُسْتَحْلَفُ وَيَشْهَدَ الشَّاهِدُ وَلاَ يُسْتَشْهَدُ أَلاَلاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إلاَّكَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ اْلإِثْنَيْنِ أَبْعَدُ مَنْ أَرَادَ بُحْبُوحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ وَسَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ فَذَلِكُمُ الْمُؤْمِنُ
(25) “Aku wasiatkan kepada kamu untuk berbuat baik kepada para sahabatku, kemudian kepada generasi yang setelah mereka dan kemudian pada generasi yang setelahnya, kemudian setelah itu akan tersebar kebohongan sehingga seseorang akan bersumpah sedangkan dia tidak diminta untuk bersumpah dan akan memberikan kesaksian sedangkan ia tidak diminta kesaksiannya. Ingatlah tidaklah sekali-kali seorang laki-laki bersepi sepian dengan seorang wanita (yang bukan muhrimnya), kecuali yang ketiganya itu syaitan, maka wajib atas kamu berjama’ah dan jauhilah berfirqoh-firqoh karena sesungguhnya syaitan itu berserta orang yang sendirian dan dia akan menjauh dari dua orang. Barangsiapa yang menginginkan bangunan di syurga, maka hendak lah menetapi Al-Jama’ah dan barangsiapa yang kebaikannya menjadikan ia gembira dan kejelek kannya menjadikan ia sedih maka itulah tanda orang yang beriman.” (HR.At-Tirmidzi dari Umar bin Al-Khattab, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul Fitan:IV/404 No.2165 dan Ahmad, Musnad Ahmad:I/18, Lafadz At-Tirmdzi)

I. Periodisasi Masa Kekhilafahan

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(26) تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
(26) ”Adalah masa Kenabian itu ada di tengah tengah kamu sekalian, adanya atas kehendaki Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah), adanya atas kehandak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya (menghentikannya) apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Kerajaan yang menggigit (Mulkan ‘Adldlon), adanya atas kehendak Allah. Kemu- dian Allah mengangkatnya apabila Ia meng hendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Kerajaan yang menyom bong (Mulkan Jabariyah), adanya atas kehendak Allah. Kemu dian Allah mengangkatnya, apabila Ia menghen daki untuk mengang katnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah).” Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR.Ahmad dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad:IV/273, Al-Baihaqi, Misykatul Mashobih hal 461. Lafadz Ahmad).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(27) الْخِلاَفَةُ فِي أُمَّتِي ثَلاَثُونَ سَنَةً ثُمَّ مُلْكٌ بَعْدَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ لِي سَفِينَةُ أَمْسِكْ خِلاَفَةَ أَبِي بَكْرٍ ثُمَّ قَالَ وَخِلاَفَةَ عُمَرَ وَخِلاَفَةَ عُثْمَانَ ثُمَّ قَالَ لِي أَمْسِكْ خِلاَفَةَ عَلِيٍّ قَالَ فَوَجَدْنَاهَا ثَلاَثِينَ سَنَةً قَالَ سَعِيدٌ فَقُلْتُ لَهُ إِنَّ بَنِي أُمَيَّةَ يَزْعُمُونَ أَنَّ الْخِلاَفَةَ فِيهِمْ قَالَ كَذَبُوا بَنُو الزَّرْقَاءِ بَلْ هُمْ مُلُوكٌ مِنْ شَرِّ الْمُلُوكِ
(27) “Masa pada ummatku itu tiga puluh tahun kemudian setelah itu masa kerajaan. Kemudian Safinah berkata kepadaku: peganglah kekhali fahan Abu Bakar, kekhalifahan Umar, kekhali fahan Utsman dan kekhalifahan Ali. Maka aku dapatinya masa kekhalifahan itu tiga puluh tahun, Said berkata: “Saya bertanya kepadanya, sesung guhnya Bani Umayyah mengaku bahwa masa kekhalifahan itu ada pada mereka.” Ia berkata: “Banu Zurqo telah berdusta bahkan mereka itu para raja dari seburuk-buruk raja.” (HR.At Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul Fitan:IV/436 No.2226 dan Abu Dawud, Sunan Abu Dawud:IV/211 No.4646, Lafadz At-Tirmidzi)

Dunia Islam Tanpa Khilafah

TRAGEDI TERBESAR BAGI DUNIA ISLAM


Satu peristiwa tragis yang merupakan tragedi terbesar bagi Dunia Islam yang dilupakan oleh Umat Islam adalah peristiwa 3 Maret 1924, secara resmi kekhilafahan Islam dibubarkan oleh seorang pemberontak bernama Mustafa Kamal Attatruk, seorang pencetus dan pendiri gerakan politik Al-Ittihad wa al-Taraqqi pada tahun 1909 yang bersifat Nasionalis Sekuler.
Walaupun samar, gerakan politik yang diusungnya secara umum mengemban misi penghapusan Dinul Islam dari muka bumi ini. Bagaimana umat Islam yang sejak awal telah hidup berjama’ah, bersatu di bawah seorang pemimpin/khalifah menjadi berpecah belah. Adapun misi yang mereka embank adalah menjauhkan diri (muslimin) dari kesatuan dan persatuan Islam dan Umat Islam. Menghancurkan kekhilafahan dunia Islam, dan memperjuangkan Turki menjadi Negara sekuler.
Ternyata Mustafa Kamal Attatruk adalah seorang Yahudi agen Inggris. Sejak itu Mustafa Kamal Attatruk meghapus seluruh institusi keagamaan. Undang-undang berdasyarkan syare'at Islam diganti dengan hukum adat ( Syari'at Atiqat ) bahkan kemudian diganti seluruhnya dengan hukum positif model Swis dan Hukum Pidana ala Italia. Hari libur Jum'at diganti menjadi Hari Minggu. Kalender hijriyah diganti menjadi kalender meladia. Jumlah Masjid dan Khatib dibatasi, bahkan menutup dua masjid kebanggaan di Istambul, Masjid Raya Al-Fatih yang kemudian dijadikan gudang. Dan Masjid Aya Shopia dijadikan Musium.
Westernisasi digalakkan di seluruh negeri. Poligami dan jubah/jilbab diganti dengan pakaian model barat. Huruf arab dihapus diganti dengan huruf latin, demikian juga bahasa Arab.
Inilah keberhasilan perjuangan Yahudi dengan konspirasi Barat yang sangat "gemilang" yang tercatat dalam sejarah dan merupakan tragedi terbesar bagi dunia Islam.
Karena sejak masa kenabian yang dilanjutkan masa Khulafaur Rasyidin / khilafah 'ala minhajin Nubuwwah, hingga masa kekhilafahan Bani Umayah, Bani Abbasiyyah dan kekhilafahan Turki Utsmani selama 13 abad lamanya umat Islam selalu hidup terpimpin, kekhilafahan menjadi sebuah institusi yang memberikan perlindungan dan pelayanan umat tidak saja kepada umat islam tetapi juga bagi umat umat non muslim lainnya. Wilayahnya pernah meliputi hampir 2/3 bagian dunia.
Dengan kekhilafahan terbukti mampu menyatukan semua etnis dan melebur panatisme (ashobiyah) kebangsaan yang sempit. Mereka diikat oleh suatu ikatan yang kokoh (urwatul wutsqo) yang disebut dengan ukhuwah Islamiyah yang dilandasi pada aqidah Laa ilaaha illallah. Padahal wilayahnya meliputi berbagai bangsa di dunia, sebelah utara meliputi wilayah Kaukasus sampai semenanjung Krimea, sebelah timur meliputi Xinjiang, wilayah China barat, sebelah barat meliputi Timur Tengah, Mesir, Afrika Utara sampai Maroko dan Spanyol. Di sebelah selatan sampai ke India dan Asia selatan.
Hingga masa puncak kejayaan pada masa kekhilafahan, sekitar tahun 800 M s/d 1600 M mampu membawa kesejahteraan umat dan kebangkitan sains dan teknologi serta kemajuan peradaban umat manusia, yang nyata menjadi konstribusi (sumbangan) terbesar dan sangat berarti bagi peradaban, sains dan teknologi di abad millennium ketiga ini, sehingga sulit pada saat itu mencari orang yang mau menerima zakat.
Carlenton.S menyatakan : "Peradaban Islam merupakan peradaban yang paling besar di dunia yang sanggup menciptakan sebuah "Negara Adidaya Kontinental"
(Continental Super State) yang terbentang dari satu samudra kesamudra yang lain. Tentaranya merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum pernah dikenal sebelumnya ( ceramah, 26 September 2001 dengan judul " Tekhnologi, Busines and Our Way of Life : What Next ."
Runtuhnya system kekhilafahan di Dunia Islam melahirkan berbagai macam krisis tidak hanya meimpa Umat Islam tetapi juga terhadap Umat manusia di dunia, pertentangan kelas, ketidak adilan dan kejahatan kemanusiaan terus bergulir semakin merebak menjadikan dunia terus bergolak tiada henti.

DUNIA TANPA KHILAFAH

Konspirasi jahat Yahudi dan Imperalis Barat tidak hanya sampai pada tumbangnya Kekhilafahan bagi Dunia Islam, strategi berikutnya dilanjutkan dengan upaya penaklukan dunia Islam, melewati penyerbuan Imperalisme dan Kolonialisme barat ke Negri-negri Islam dengan dua sasaran utama ya'ni :

1. Mengexploitir kekayaan dan sumber daya alamnya.
2. Menghancurkan Islam dengan Westernisasi melewati Ghazwul Fiqri (perang intelektual).Penyebaran paham Sekularisme dan Liberalisme, tujuannya tidak lain adalah deislamisasi dalam praktek kehidupan dan menggantinya dengan pola pikir sekuler dan liberal.

Dalam hal ini konspirasi jahat kaum Imperalisme bekerja sama dengan kaum salibis yang sangat ambisius untuk memurtadkan Umat Islam.
Sebelum perang dunia pertama Eropa telah membagi Dunia untuk mereka menurut Veit Valentin. Koloni (daerah jajahan) Inggris berjumlah 50, Perancis 22 koloni, Belanda 4 koloni, Portugis 8 koloni, Spanyol 4 koloni, Rusia 4 koloni, Amerika serikat 5 koloni, Itali 4 koloni, Denmark 5 koloni, dan Jerman 8 koloni.
Meskipun dasar "Supermasi putih" keserakahan ekonomi adalah factor-faktor penting yang mendorong perkembangan imperalisme, namun factor utama adalah nafsu jahat untuk membasmi Islam. Meskipun tujuan ekonomi makin mendesak tujuan Agama, (namun) menduduki negara–negara Islam oleh Eropa (Barat) berarti permulaan dari suatu usaha dasyat untuk mengkristenkan rakyat-rakyat Asia dan Afrika, seperti dikatakan oleh Livingstone : " Tujuan dan akhir dari penaklukan geographis adalah permulaan perusahan misi Kristen,"
Lembaran sejarah hitam kemanusiaan yang ditoreh berlumuran darah oleh konspirasi imperalisme Barat dan gereja ini sering dilupakan oleh Umat Islam, bahwa kaum Salibis atau Misionaris dalam mengembangkan agama Kristen di Negeri-negeri Islam adalah bersama-sama dengan penyerbuan jahat Umum Imperalis dan Kolonialis Barat.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Raja Muda dari GUA : " Orang-Orang Portugis telah memasuki India (negri jajahan, termasuk Malaysia dan Indonesia) dengan pedang ditangan kanannya dan salib ditangan kirinya, akan tetapi ketika mereka menemui terlampau banyak emas, maka salib itupun dilepaskan supaya tangan mereka dapat mengisi kantong-kantong mereka.
Maka tidak heran jika sikap dan prilaku Barat pada umumnya masih menyimpan watak Kolonialisme dan Imperalisme walau mereka tidak lagi menggunakan cara-cara kolonialisme dan imperialisme lama, karena dianggap tidak manusiawi dan melanggar HAM, berlawanan dengan pola pikir manusia–manusia modern, maka di abad Melanium ini mereka merubah pola Imperalis dan Kolonialisme dengan kemasan baru yang disebut dengan Globalisasi Perdagangan dunia di bidang ekonomi, padahal sebenarnya adalah pengejawantahan dari mega kapitalisme baru, sedangkan dibidang politik dan budaya mereka menggunakan Hegemoni sebagai cara untuk menanamkan pengaruh, terhadap Negeri–negeri berkembang yang nota bene kebanyakan adalah Negeri-negeri Islam. Sebuah system penjajahan terselubung yang dipaksakan kepada Negara-negara miskin dan berkembang , intinya tetap sama yakni penguasaan dibidang politik, ekonomi dan budaya.


KRISIS PERADABAN
AKIBAT DOMINASI IDEOLOGI KAPITALISME LIBERAL

Bidang Ekonomi :

Dibawah system kapitalisme Barat terdapat 1,214 Miliar orang Miskin pada tahun 1997. (20 % dari penduduk dunia), 1,6 miliar jiwa ( 25 % ) penduduk dunia lainnya hanya hidup dengan 1-2 dolar AS perhari.
Kesenjangan pendapatan antara 1/5 penduduk dunia di Negara-negara kaya dengan 1/5 penduduk di Negara-negara termiskin pada th 1998 adalah 78 : 1. Aset 3 orang terkaya didunia lebih besar dari pada gabungan GNP 48 Negara terbelakang ( The United Nations Human Development Report.1999 ).
Pada tahun 1997, 78 % anak-anak balita kekurangan gizi di Negara – negara berkembang yang sebenarnya mereka hidup di negara-negara yang mengalami surplus pangan ( United Nations Food and Agriculture organization 1998 ).
Jumlah orang tidak mampu memenuhi kebutuhan gizinya diperkirakan bertambah besar hingga 3 % pada tahun 2008, (US.Departement of Agriculture, Food security Asessment 1999 ). Bahkan disebutkan bahwa IMF membunuh umat manusia tidak dengan peluru ataupun rudal, tetapi dengan wabah kelaparan ( Carlos Andre perez, mantan Presiden Venezuela the Ecologist Report Globalizing Property 2000 ). Dan pada akhir 1998 + 1 Miliar pekerja ( 1/3 tenaga kerja dunia ) menjadi pengangguran atau setengah pengangguran ( Word Employment Report 1998 – 1999 ; International Labor Organization ).

Bidang Sosial

Harian News Week edisi bulan januari 1997 menulis ; lebih dari separuh anak yang dilahirkan di Swedia adalah hasil perzinaan. Di Perancis dan Inggris angka ini mencapai sepertiganya. Adapun di Amerika, tingkat kehamilan dari zina, lebih dua kali lipat dibandingkan dengan yang terjadi di negara-negara Barat lainnya. Angka perceraian di AS meningkat tajam sejak tahun 1960-1980 an. Tahun 1980 jumlah anak yang dibesarkan oleh kepala keluarga wanita (singgel parent) mencapai 50 %.
Angka perceraian di tahun 1997 tercatat 1,164 juta dan tahun 1998 menjadi 1,94 juta. Tahun 1999 jumlah laki-laki yang dicerai 8,57 juta ( 8,3 % ) dan wanita 11,3 juta ( 10,2 % ). ( www.Swara Muslim .net. ).
Dan data United Nations Programe on HIV/AIDS. ( UNAIDS ) Menyebutkan : " Pada akhir tahun 2004 terdapat 39,4 juta orang terjangkiti HIV / AIDS diseluruh dunia sejumlah 17,6 juta ( 45 % ) adalah perempuan dan 2,2 juta adalah anak-anak yang usianya kurang dari 15 tahun.
Di Indonesia para penganut dan pemburu sex bebas turut andil dalam menyebarkan virus HIV / AIDS di tanah air. Hingga akhir 2005 telah berkembang jumlahnya menjadi 8,251 kasus yang terkena HIV / AIDS. ( Cybertned Cbn.com. 4/12/2005 ). Kebanyakan mereka adalah dari kalangan PSK ( pelacur ) ( Temponteraktif. Com.18/11/2005 )

Bidang Keamanan

Dalam banyak penelitian terungkap bahwa angka kriminalitas pencurian, pemerkosaan, pembunuhan, penyalahgunaan narkoba, bunuh diri dll di AS dan sejumlah negara Barat menempati peringkat tertinggi didunia.
Di luar Negaranya menurut laporan majalah Kesehatan Inggris The Lancet, AS dan sekutunya telah menewaskan sekitar 100 ribu warga sipil Irak , ( BBC On Line 29/10/2004 ). Sebelumnya puluhan ribu rakyat Afganistan lebih dulu terenggut nyawanya akibat serangan brutal AS dan sekutunya. Sejarah juga mencatat bahwa sejak dulu AS yang nota bene merupakan pengemban ideologi kapitalisme begitu agresif dalam menciptakan konflik didunia.
AS juga telah menyerang lebih dari seratus Negara di seluruh dunia diantaranya adalah : Operasi militer di Yunani ( tahun 1947-1949 ) Itali ( 1948 ), Korea ( 1950-1953 ), Iran ( 1953 ), Guatemala ( 1954 ), Kongo ( 1960 ), Kuba ( 1961), Vietnam (1969-1975 ), Laos (1961-1975) Dominika ( 1965 ), Kamboja ( 1969-1971 ), Chili ( 1973 ). Granada ( 1983 ), Lebanon (1958 ) dan ( 1983 ), Libia ( 1986 ), Panoma ( 1989 ), Irak ( 1991,1993, 1998- 1999 dan 2003 ), Somalia ( 1991-1992 ). Afganistan ( 1998- 2002 ), dan Serbia ( 1999 ). AS pun bertanggung jawab atas terbunuhnya ratusan ribu rakyat Palestina, karena selama ini AS lah pihak yang paling mendukung penjajahan Israel atas Palestina. AS adalah pemegang rekor dunia sebagai Negara yang telah berhasil membunuh jutaan manusia. 7
Melihat kenyataan seperti ini, sudah saatnya muslimin bersatu dan bangkit untuk memberikan jawaban dan solusi terhadap peradaban yang sedang sakit ini. Tanggung jawab ini menjadi kewajiban seluruh umat Islam.

Firman Allah :
Artinya : " Adalah orang–orang kafir sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian mereka yang lain. Jika kamu (hai muslimin) tidak melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah itu (kompak dan bersatu) niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan besar." Q.S.Al-Anfal : 73
_____________________________________

7.Al-Islam edisi 294 / th.XI Hizbut tahrir Indonesia.
Ayat ini telah menjadi kenyataan Umat Islam tidak kompak dan tidak bersatu maka fitnah dan kekacauan, serta kerusakan besar terjadi. Tidak hanya menimpa umat islam tetapi menimpa anak manusia disemua Negeri, lihat dan kita merasakan akibat dunia didominasi system matrealisme sekuler, berbagai multi krisis terjadi seperti sebagian telah diuraikan tersebut diatas.
Demikian pula halnya yang menimpa umat Islam, sekalipun telah dikaruniai Negeri-Negeri kaya sumber daya alam, sumber daya manusia yang lebih dari cukup tetapi kondisinya lemah tidak berdaya, tertindas dan tetap menjadi objek orang-orang kafir. Sebabnya karena Umat Islam tidak bersatu, tidak memperhatikan seruan Allah dan Rosul Nya, Umat Islam meninggalkan hidup ber Jamaah dan ber Imaamah.

JAMA'AH DAN IMAMAH
SEBAGAI SOLUSI TEGAKNYA KESATUAN UMAT

Melihat kenyataan ini menjadi kewajiban bagi dunia Islam untuk bangkit dan ikut bertanggung jawab terhadap peradaban yang carut marut, penuh fitnah, kedzaliman dan kebohongan, dengan berbenah diri, mengevaluasi perjalanan masa lalu yang sibuk dengan pertikaian dan perpecahan kemudian melihat kedepan dengan wawasan kebersamaan dalam kesatuan umat yang padu laksana tembok yang kokoh atau bagai tubuh seorang laki-laki yang sehat dan kuat, sebagian saling kuat menguatkan terhadap sebagian yang lain.
Kebangkitan Umat Islam harus dilihat dari mizan dan standar pola pejuangan Rasulullah saw. bukan dengan standard dan pola perjuangan barat maupun timur yang tidak di contohkan oleh Rasulullah saw. Baik dalam system dan pola kepemimpinan , aqidah, syariah maupun ijtimaiyah (kemasyarakatan Islam). Sebab apapun yang kita lakukan dalam berjuang menegakkan kalimah Nya, tidak ada artinya jika menyimpang dari kebenaran Allah dan Rasul-Nya. Kesatuan ummat itu tidak bisa diwujudkan tanpa ketulusan dan keikhlasan kembali kepada pimpinan Allah dan Rasul-Nya. Hadits populer yang sering kita dengar : " Man 'amila 'amalan laisa 'alaihi amruna fahuwa raddun ", tidak diartikan hanya pada hal-hal yang sifatnya ibadah saja tetapi hadist tersebut tertuju pada seluruh amalan dan seluruh aspek hidup, termasuk didalamnya pola hidup berjama'ah dan ber imaamah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam diutus bukan untuk membangun sebuah dinasti, kerajaan, atau imperium tetapi Rasul diutus untuk membangun suatu ummatan wahidah, umat jama'ah iamaamah yang tidak terikat oleh teori produc pemikiran manusia. Hal ini bisa dicermati, ketika beliau hijrah ke Madinnah, yang pertama Beliau bangun bukan istana atau benteng pertahanan, tetapi Masjid. Ini artinya bahwa misi islam yang dibawa Rasulullah saw. adalah membangun peradaban dengan masyarakat religious ( masyarakat wahyu ). Yakni masyarakat Al-Jama'ah atau masyarakat Muslim yang dilandasi pada aqidah dan direkat oleh ikatan ukhuwwah Islamiyah, oreintasi hidupnya terfokus pada pengabdian diri kepada Allah dan nilai-nilai keutamaan (akhlaqul karimah).Masyarakat wahyu yang dipimpin langsung oleh Rasulullah ini yang diabadikan didalam Quran suarat AL-Fath ayat 29, seperti pohon yang daunnya rindang indah menakjubkan dan menyejukkan siapa saja yang berteduh dibawahnya, bahkan memberi buah pada setiap musim.
Menarik untuk dikaji dan dijadikan sebagai rujukan dalam perjuangan menata ummat. Dialog Rasullah Shalallahu 'alaihi wasallam dengan Khuzaifah bin Yaman seorang yang memiliki ketajaman dan kepekaan nalar sehingga dapat melihat kebusukan hati orang orang munafiq sampai sampai Umar bin Khatab pun perlu bertanya kepadanya jika ingin mengetahui orang-orang munafiq.


Dari Hudzaifah bin Yaman ra. Ia berkata; "Adalah orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam terhadap kebaikan, tetapi aku bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena aku khawatir kebururkan itu akan menimpa diriku, maka aku bertanya:
"Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada dalam kejahiliaan dan keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan ini (Islam) kepada kami, apakah sesudah kebaikan ini akan ada lagi keburukan ?
Rasulullah : Ya !
Khuzaifah : Dan apakah sesudah keburukan itu nanti ada lagi kebaikan ?
Rasulullah : Ya, dan di dalamnya ada kekeruhan (dakhon).
Khuzaifah : Apakah kekeruhan itu ?
Rasulullah : Yaitu orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku, dalam riwayat lain : Orang-orang yang berprilaku bukan dari sunnahku dan orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dari petunjukku. Engkau mengetahui dari mereka itu dan engkau ingkari.
Khuzaifah : Apakah sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan ?
Rasulullah : Ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu –pintu jahannam. Barang siapa yang mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya kedalam jahannam itu.
Khuzaifah : Ya Rasulullah, tunjukkan sifat – sifat mereka itu kepada kami.
Rasulullah : Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah kita.
Khuzaifah : Apakah yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai keadaan yang demikian itu ?
Rasulullah : Tetaplah engkau pada Jama'ah Muslimin dan imam mereka .
Khuzaifah : Jika tidak ada Jama'ah Muslimin dan imam mereka ?
Rasulullah : Hendaklah engkau keluar menjauhi firqoh-firqoh itu semuanya, walaupun engkau sampai menggit akar kayu hingga kematian mengejarmu, engkau tetap demikian. (HR. Bukhari, Kitabul Fitan juz 4 hal. 225. Shohih Muslim, Kitabul Imaroh juz 2 hal. 134-135. Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan juz 2 hal. 1317 no. 3979).

Penegasan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam ini adalah sekaligus merupakan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi Umat Islam dewasa ini. Kecuali memiliki dasar syar'i, melaksanakannya adalah ibadah yang tujuannya adalah ridha dan ampunan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sesuai dengan misi kenabian yang bersifat rahmatan lil 'alamin maka terwujudnya Jama'ah Muslimin selain menjadi kewajiban kita semua untuk mewujudkannya, Insya Allah akan dapat memberikan konstribusi positif yang menyejukkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnolog. Dan bahkan peradaban dunia baru yang penuh dengan barokah,
Sebagaimana Firman Allah Subhanuwata'ala dalam Q.S.Al-A'raaf : 96 :
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Wallahu A'alam Bis Showab